Eskalasi Baru Konflik Suriah

Tensi dan eskalasi konflik antara Iran dan Israel memasuki babak baru di Suriah setelah Israel menembak Drone yang dicurigai milik Iran...

Tensi dan eskalasi konflik antara Iran dan Israel memasuki babak baru di Suriah setelah Israel menembak Drone yang dicurigai milik Iran dan satu jet Israel ditembak di Suriah. 

Ketegangan antara Israel dan Iran memasuki babak baru di Suriah. Ketegangan tersebut merupakan yang pertama sejak Revolusi Suriah bergejolak tahun 2011 lalu untuk menggulingkan presiden Bashar Al-Assad. Ketegangan bermula dari beberapa hari yang lalu ketika Israel menembak sebuah drone yang memasuki wilayahnya. Drone tersebut dicurigai berbahaya dan milik pemerintah Iran. Masuknya drone membuat pemerintah Israel mengambil inisiatif serangan atas fasilitas militer Iran di Suriah yang berbuah satu pesawat Israel ditembak jatuh di Suriah.
Kabinet Israel segera menggelar pertemuan di dekat perbatasan Suriah untuk membahas ancaman Iran. Mereka sendiri mengkhawatirkan meningkatnya pengaruh Iran di Suriah pasca ISIS dan setelah berhasil membantu rezim Bashar Al-Assad mempertahankan kekuasaannya dalam perang sipil berkepanjangan sejak tahun 2011 silam.
Pemerintah Israel menyebut masuknya drone sebagai pelanggaran berbahaya dan tidak biasa atas kedaulatan Israel. Mereka juga mengecam Iran yang dianggap bertanggung jawab atas campur tangan mereka dalam konflik yang terjadi di Suriah. hal ini juga mengkhawatirkan meningkatnya kembali konflik di wilayah yang sudah berangsur tenang, sejak peperangan antara Israel dan Hizbullah tahun 2006.
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Avigdor Liebermann bertemu dengan beberapa petinggi militer Israel di Tel Aviv untuk konsultasi darurat mengenai langkah yang harus diambil pada Hari Sabbath (Sabtu) awal Maret lalu. Netanyahu sendiri juga menyatakan bahwa dirinya sudah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan bersumpah akan melancarkan serangan balik terhadap Iran.
Pemerintah Iran menyangkal seluruh tuduhan pemerintah Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasem menyebut tuduhan Israel tersebut sangat konyol. Ia menyatakan penggunaan Drone tersebut adalah bagian dari kerjasama pemerintah Iran dan Suriah dalam rangka misi intelijen untuk memantau pergerakan militan ISIS dan drone tersebut tidak berada di wilayah teritori Israel.
Menyikapi situasi ini, pengamat Politik sekaligus mantan pejabat pemerintahan Suriah, Sharif Shehade menyatakan bahwa serangan terhadap pesawat Israel merupakan keputusan politik Suriah usai Israel menembak drone milik Iran dan tensi tersebut akan semakin meningkat, kecuali Washington DC dan Moskow ikut campur tangan. Kelompok gerilyawan Hizbullah yang juga sudah lama ikut membantu rezim Bashar Al-Assad menghadapi gempuran pemberontak juga menyatakan bahwa fase strategi terbaru di Suriah juga akan kembali melibatkan Israel, yang sudah lama tidak berkonfrontasi langsung dengan Hizbullah pasca pertempuran di Libanon Selatan tahun 2006.
KETERLIBATAN IRAN DI SURIAH
Keterlibatan Iran di Suriah sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang bisa diprediksi, mengingat rezim Bashar Al-Assad adalah sekutu dekat Teheran. Namun, Iran sendiri baru memberanikan diri terlibat secara terbuka di konflik Suriah setelah kebangkitan ISIS di wilayah Iraq dan Suriah. Sebelumnya, Teheran cenderung hati-hati dalam melibatkan dirinya dalam konflik Suriah. Hal ini karena pemerintah Iran khawatir dengan konfrontasi langsung negaranya dengan negara-negara Barat dan kekuatan regional lainnya. Ditambah lagi, Iran sedang membutuhkan dukungan negara-negara Barat untuk kelancaran program nuklirnya.
Namun kebijakan tersebut berubah ketika kesepakatan mengenai nuklir mereka tercapai dan ISIS mulai menarik perhatian dunia. Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin spiritual tertinggi Iran merasa keterlibatan tentara Iran di Suriah adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk memerangi radikalisme kelompok ISIS. Khamenei sendiri mengklaim keterlibatan tentara Iran di Suriah adalah sesuatu yang dibutuhkan, dimana Khamenei juga meyakinkan pihak Barat bahwa mereka adalah pemain penting di kawasan dan peran mereka dibutuhkan untuk memerangi kelompok ekstremisme di Suriah. Hal ini kemudian membuat negara-negara Barat tutup mata terhadap keterlibatan Iran di Suriah.
Kendati demikian, banyak pengamat dan cendikiawan yang meyakini keterlibatan langsung Iran di Suriah sifatnya tidak akan berlangsung lama. Meningkatnya jumlah tentara Iran yang tewas di Suriah dan tidak populernya kebijakan ini di dalam negeri, membuat pemerintah Iran akan memikirkan ulang intervensi militer secara langsung di Suriah.
Rentetan protes yang terjadi di Iran karena faktor ekonomi juga akan membuat Teheran sibuk dengan masalah dalam negerinya. Kendati demikian, kerjasama antara Teheran dengan rezim Assad diperkirakan akan terus berlanjut kendati Iran menarik diri dari keterlibatan langsungnya di Suriah, dimana mereka tetap memberikan langsung bantuan militer, finansial, strategis maupun intelijen untuk memastikan Assad tetap langgeng menjadi pemimpin Suriah.


KETERLIBATAN ISRAEL DI SURIAH
Sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dan berbagi wilayah di Golan, Israel jelas memiliki kepentingan nasional dalam konflik yang terjadi di Suriah. Larry Hanauer dari Rand Institute dalam jurnalnya yang berjudul “Israel’s Interest and Options in Syria” menuliskan bahwa terdapat beberapa alasan keterlibatan Israel di Suriah. Yang pertama adalah untuk meminimalisir peran dan pengaruh Iran dan Rusia di Suriah. Kedua adalah untuk mencegah terjadinya pengiriman senjata canggih ke kelompok Hizbullah. Ketiga untuk mencegah militer Suriah tumbuh menjadi militer yang kuat dan mengancam pemerintah Israel atau membiarkan Iran mengambil peran tersebut. Keempat untuk menghilangkan legitimasi klaim Suriah atas dataran tinggi Golan dan terakhir adalah untuk mencegah tumbuhnya militan Sunni yang akan mengancam kedaulatan Israel di kawasan perbatasan, seperti bangkitnya kembali ISIS dan Al-Qaeda.
Israel sendiri memang tidak menginginkan bermain lebih dalam di konflik Suriah, kendati mereka juga mengawasi situasi di negara tetangganya itu. Sejauh ini pemerintah Israel tidak ingin rezim Bashar Al-Assad runtuh karena khawatir dengan kebangkitan kelompok militan seperti ISIS dan Al-Qaeda. Namun di sisi lain, mereka juga berharap ke depannya, Suriah memiliki pemimpin yang bisa bersikap lunak dengan pemerintah Israel dan tidak bergantung kepada Iran serta Rusia.
Sejauh ini, Assad memang bergantung kepada Iran dan Rusia dalam mendukung kekuasaannya, sehingga untuk jangka panjang, Israel memang tidak bisa terus bergantung kepada Assad untuk keamanan negaranya.


PENUTUP
Tensi Iran dan Israel memang cukup tinggi. Sudah cukup lama, Israel merasa terancam dengan keberadaan Iran di kawasan, karena itu berbagai cara akan mereka lakukan untuk menghabisi kekuatan dan pengaruh Iran di kawasan, termasuk di Suriah. Karena itu, situasi yang terjadi saat ini dikhawatirkan akan membuat konflik di Suriah semakin tidak menentu. Bahkan bukan tidak mungkin perang terbuka akan terjadi antara Iran dan Suriah.
Tentu kita tidak berharap hal itu terjadi. Karena jika itu terjadi, siapapun yang memenangkan peperangan, yang menjadi korban adalah rakyat Suriah yang sudah cukup menderita dengan perang berkepanjangan di negaranya. (Kharizma Ahmada)

Baca Juga:

Internasional 1399976375868847521

Posting Komentar

emo-but-icon

Video Berita Haji

Populer

Terbaru

Iklan

item