Eskalasi Baru Konflik Suriah
Tensi dan eskalasi konflik antara Iran dan Israel memasuki babak baru di Suriah setelah Israel menembak Drone yang dicurigai milik Iran...

http://www.keretawaktu.com/2018/03/tensi-dan-eskalasi-konflik-antara-iran.html

Ketegangan
antara Israel dan Iran memasuki babak baru di Suriah. Ketegangan
tersebut merupakan yang pertama sejak Revolusi Suriah bergejolak tahun
2011 lalu untuk menggulingkan presiden Bashar Al-Assad. Ketegangan
bermula dari beberapa hari yang lalu ketika Israel menembak sebuah drone
yang memasuki wilayahnya. Drone tersebut dicurigai berbahaya dan milik
pemerintah Iran. Masuknya drone membuat pemerintah Israel mengambil
inisiatif serangan atas fasilitas militer Iran di Suriah yang berbuah
satu pesawat Israel ditembak jatuh di Suriah.
Kabinet
Israel segera menggelar pertemuan di dekat perbatasan Suriah untuk
membahas ancaman Iran. Mereka sendiri mengkhawatirkan meningkatnya
pengaruh Iran di Suriah pasca ISIS dan setelah berhasil membantu rezim
Bashar Al-Assad mempertahankan kekuasaannya dalam perang sipil
berkepanjangan sejak tahun 2011 silam.
Pemerintah
Israel menyebut masuknya drone sebagai pelanggaran berbahaya dan tidak
biasa atas kedaulatan Israel. Mereka juga mengecam Iran yang dianggap
bertanggung jawab atas campur tangan mereka dalam konflik yang terjadi
di Suriah. hal ini juga mengkhawatirkan meningkatnya kembali konflik di
wilayah yang sudah berangsur tenang, sejak peperangan antara Israel dan
Hizbullah tahun 2006.
PM
Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Avigdor Liebermann
bertemu dengan beberapa petinggi militer Israel di Tel Aviv untuk
konsultasi darurat mengenai langkah yang harus diambil pada Hari Sabbath
(Sabtu) awal Maret lalu. Netanyahu sendiri juga menyatakan bahwa
dirinya sudah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan
bersumpah akan melancarkan serangan balik terhadap Iran.
Pemerintah
Iran menyangkal seluruh tuduhan pemerintah Israel. Juru bicara
Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Ghasem menyebut tuduhan Israel
tersebut sangat konyol. Ia menyatakan penggunaan Drone tersebut adalah
bagian dari kerjasama pemerintah Iran dan Suriah dalam rangka misi
intelijen untuk memantau pergerakan militan ISIS dan drone tersebut
tidak berada di wilayah teritori Israel.
Menyikapi
situasi ini, pengamat Politik sekaligus mantan pejabat pemerintahan
Suriah, Sharif Shehade menyatakan bahwa serangan terhadap pesawat Israel
merupakan keputusan politik Suriah usai Israel menembak drone milik
Iran dan tensi tersebut akan semakin meningkat, kecuali Washington DC
dan Moskow ikut campur tangan. Kelompok gerilyawan Hizbullah yang juga
sudah lama ikut membantu rezim Bashar Al-Assad menghadapi gempuran
pemberontak juga menyatakan bahwa fase strategi terbaru di Suriah juga
akan kembali melibatkan Israel, yang sudah lama tidak berkonfrontasi
langsung dengan Hizbullah pasca pertempuran di Libanon Selatan tahun
2006.
KETERLIBATAN IRAN DI SURIAH
Keterlibatan
Iran di Suriah sendiri sebenarnya adalah sesuatu yang bisa diprediksi,
mengingat rezim Bashar Al-Assad adalah sekutu dekat Teheran. Namun, Iran
sendiri baru memberanikan diri terlibat secara terbuka di konflik
Suriah setelah kebangkitan ISIS di wilayah Iraq dan Suriah. Sebelumnya,
Teheran cenderung hati-hati dalam melibatkan dirinya dalam konflik
Suriah. Hal ini karena pemerintah Iran khawatir dengan konfrontasi
langsung negaranya dengan negara-negara Barat dan kekuatan regional
lainnya. Ditambah lagi, Iran sedang membutuhkan dukungan negara-negara
Barat untuk kelancaran program nuklirnya.
Namun
kebijakan tersebut berubah ketika kesepakatan mengenai nuklir mereka
tercapai dan ISIS mulai menarik perhatian dunia. Ayatollah Ali Khamenei,
pemimpin spiritual tertinggi Iran merasa keterlibatan tentara Iran di
Suriah adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk memerangi radikalisme
kelompok ISIS. Khamenei sendiri mengklaim keterlibatan tentara Iran di
Suriah adalah sesuatu yang dibutuhkan, dimana Khamenei juga meyakinkan
pihak Barat bahwa mereka adalah pemain penting di kawasan dan peran
mereka dibutuhkan untuk memerangi kelompok ekstremisme di Suriah. Hal
ini kemudian membuat negara-negara Barat tutup mata terhadap
keterlibatan Iran di Suriah.
Kendati
demikian, banyak pengamat dan cendikiawan yang meyakini keterlibatan
langsung Iran di Suriah sifatnya tidak akan berlangsung lama.
Meningkatnya jumlah tentara Iran yang tewas di Suriah dan tidak
populernya kebijakan ini di dalam negeri, membuat pemerintah Iran akan
memikirkan ulang intervensi militer secara langsung di Suriah.
Rentetan
protes yang terjadi di Iran karena faktor ekonomi juga akan membuat
Teheran sibuk dengan masalah dalam negerinya. Kendati demikian,
kerjasama antara Teheran dengan rezim Assad diperkirakan akan terus
berlanjut kendati Iran menarik diri dari keterlibatan langsungnya di
Suriah, dimana mereka tetap memberikan langsung bantuan militer,
finansial, strategis maupun intelijen untuk memastikan Assad tetap
langgeng menjadi pemimpin Suriah.
KETERLIBATAN ISRAEL DI SURIAH
Sebagai
negara tetangga yang berbatasan langsung dan berbagi wilayah di Golan,
Israel jelas memiliki kepentingan nasional dalam konflik yang terjadi di
Suriah. Larry Hanauer dari Rand Institute dalam jurnalnya yang berjudul
“Israel’s Interest and Options in Syria” menuliskan bahwa terdapat
beberapa alasan keterlibatan Israel di Suriah. Yang pertama adalah untuk
meminimalisir peran dan pengaruh Iran dan Rusia di Suriah. Kedua adalah
untuk mencegah terjadinya pengiriman senjata canggih ke kelompok
Hizbullah. Ketiga untuk mencegah militer Suriah tumbuh menjadi militer
yang kuat dan mengancam pemerintah Israel atau membiarkan Iran mengambil
peran tersebut. Keempat untuk menghilangkan legitimasi klaim Suriah
atas dataran tinggi Golan dan terakhir adalah untuk mencegah tumbuhnya
militan Sunni yang akan mengancam kedaulatan Israel di kawasan
perbatasan, seperti bangkitnya kembali ISIS dan Al-Qaeda.
Israel
sendiri memang tidak menginginkan bermain lebih dalam di konflik
Suriah, kendati mereka juga mengawasi situasi di negara tetangganya itu.
Sejauh ini pemerintah Israel tidak ingin rezim Bashar Al-Assad runtuh
karena khawatir dengan kebangkitan kelompok militan seperti ISIS dan
Al-Qaeda. Namun di sisi lain, mereka juga berharap ke depannya, Suriah
memiliki pemimpin yang bisa bersikap lunak dengan pemerintah Israel dan
tidak bergantung kepada Iran serta Rusia.
Sejauh
ini, Assad memang bergantung kepada Iran dan Rusia dalam mendukung
kekuasaannya, sehingga untuk jangka panjang, Israel memang tidak bisa
terus bergantung kepada Assad untuk keamanan negaranya.
PENUTUP
Tensi
Iran dan Israel memang cukup tinggi. Sudah cukup lama, Israel merasa
terancam dengan keberadaan Iran di kawasan, karena itu berbagai cara
akan mereka lakukan untuk menghabisi kekuatan dan pengaruh Iran di
kawasan, termasuk di Suriah. Karena itu, situasi yang terjadi saat ini
dikhawatirkan akan membuat konflik di Suriah semakin tidak menentu.
Bahkan bukan tidak mungkin perang terbuka akan terjadi antara Iran dan
Suriah.
Tentu
kita tidak berharap hal itu terjadi. Karena jika itu terjadi, siapapun
yang memenangkan peperangan, yang menjadi korban adalah rakyat Suriah
yang sudah cukup menderita dengan perang berkepanjangan di negaranya.
(Kharizma Ahmada)