Sejumlah Pangeran Saudi Kembali Ditangkap

Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman

Jakarta (KW-News). Sebuah situs berita Saudi mengabarkan tentang penagkapan 11 pangeran yang melakukan demo di depan istana raja. Mereka dirangkap setelah menolak dibujuk untuk meninggalkan istana. Situs Sabq mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, melaporkan pada hari Sabtu sebuah divisi Garda Nasional yang bertugas melindungi keluarga kerajaan diperintahkan untuk menangkap para pangeran.

Situs berita itu juga melaporkan bahwa para bangsawan itu dikirim ke penjara Ha'ir, sebuah penjara dengan penjagaan yang sangat ketat di selatan ibukota Arab Saudi, Riyadh. Penjara yang dikelola dinas intelijen Saudi itu khusus menampung penjahat berat, para militan garis keras dan teroris Al Qaeda.

Sabq melaporkan bahwa para pangeran itu menuntut kompensasi finansial dari sebuah keputusan yang melibatkan salah satu sepupu mereka dan menuntut raja membatalkan keputusan untuk menangguhkan pembayaran tagihan listrik keluarga bangsawan.

BBC News menulis bahwa kerajaan Arab Saudi telah menaikkan harga minyak dua kali lipat dan memulai pajak sebesar 5 persen atas sebagian besar barang dan jasa, termasuk atas makanan makanan dan utilitas. Reuters menunjukkan bahwa penurunan harga minyak mentah menyebabkan defisit anggaran diperkirakan mencapai 195 miliar riyal ($ 52 miliar) pada 2018.

Reuters juga menerima pernyataan kantor Kejaksaan Arab Saudi yang membenarkan penangkapan 11 pangeran itu. "Meskipun sudah diberitahu bahwa tuntutan mereka tidak benar, 11 pangeran tersebut menolak untuk meninggalkan daerah tersebut, mengganggu ketertiban dan ketertiban publik. Anggota sebuah dinas keamanan melangkah untuk memulihkan ketertiban dan para pangeran ditangkap," tulis Reuter.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman, 32, mengalami kenaikan kekuatan yang meroket yang menyebabkan ketegangan yang jarang terjadi dalam keluarga kerajaan, lapor Reuters. Keluarga kerajaan Saudi diperkirakan berjumlah ribuan, tapi kekayaan dan status di antara mereka bisa sangat bervariasi. (CBSNews/MH)