Musibah Mina: Jemaah Indonesia Diduga Cari Jalan Pintas

Jakarta (KW-News). Musibah yang menimpa jemaah haji di Mina dengan korban mencapai 700 lebih meninggal dan 34 jemaah haji itu, menurut pembi...

Jakarta (KW-News). Musibah yang menimpa jemaah haji di Mina dengan korban mencapai 700 lebih meninggal dan 34 jemaah haji itu, menurut pembimbing haji yang berkali-kali menjadi pemandu haji sejak mahasiswa di Yordania dan Sudan, Iqbal Luthfi Manarul Hidayat, karena jemaah haji Indoensia ingin jalan opintas menuju jamarat.



"Sebab, jalurnya berbeda. Ini khusus jemaah haji dari wilayah Mina Jadid yang dekat Muzdalifah. Mereka seharusnya melalui terowongan Muayshim yang sedikit lebih jauh daripada harus melalui wilayah perkemahan jemaah haji Afrika dan negara-negara Arab, katanya. “Memang jauh lebih dekat,” kata pengurus Asosiasi Bina Haji dan Umrah NU (Asbihu-NU) ini.
Seharusnya, katanya, Tim Posko Armina Haji Indonesia agar menempatkan beberapa petugas di area dekat fly over yg menuju perkemahan negara-negara Arab dan Afrika untuk mengarahkan para jemaah haji Indonesia agar tetap melewati jalur yg dikhususkan yaitu melewati terowongan Muaisyim. “Memang, jaraknya akan menjadi semakin jauh. Jika dari Muaisyim ke jamarat PP berjarak sekitar 8KM. Jika dari Mina Jadid dan berbelok terlebih dahulu melalui terowongan Muaisyim akan berjarak sekitar 14KM. Berbeda jika berjalan lurus melalui tenda negara-negara Arab, hanya sekitar 10KM PP,”  katanya.
“Jadi wajar saja jika jemaah yg mendapatkan tenda di Mina Jadid tidak melalui jalur khusus jemaah haji Asia Tenggara. Namun sangat disayangkan dan sangat tidak wajar jika Kemenag tidak menempatkan petugasnya di area stategis yang berpotensi dilewati oleh jemaah haji Indonesia,” katanya. Apalagi ini di Mina yang setiap musim haji ada ratusan jemaah yg tersesat.
Sementara terjadinya penumpukan, menurut Iqbal Lutfi, kemungkinan besar karena jemaah ingin masuk jamarat melalui jalur keluar, namun dilarang. Pada saat pelarangan itu terjadi muncul adu mulut antara jemaah dan askar. Dalam waktu sekejap terjadi penumpukan massa di jalur yg tersendat dan sempit dan dihimpit oleh pagar dan tenda negara-negara Arab dan Afrika yg berjarak lebar kurang dari 15 meter ditambah lagi semangat melontar yang tinggi dan keletihan mulai hinggap.
Karena itu, berdasarkan pengalaman petugas tenaga musiman haji teladan tahun 2001 ini, jemaah paling depan dan paling belakang aman. Yang justru terjadi bencana di tengah, terdorong dari belakang tapi tertahan oleh jemaah nyang ada di depannya dan tidak bisa bergerak kemana-mana. Di sinilah musibah itu terjadi. (MH)

Baca Juga:

Informasi Haji 8186637153807150510

Posting Komentar

emo-but-icon

Video Berita Haji

Populer

Terbaru

Iklan

item