Islam di Wilayah Terpencil Amerika
Semenanjung Monterey, kota yang berada di wilayah California terkenal dengan peninggalan sejarah dan wisata pantainya. Kota kecil itu tern...

http://www.keretawaktu.com/2015/09/islam-di-wilayah-terpencil-amerika.html

Monterey
adalah sebuah kota kecil di negara bagian California, AS yang jarak
tempuhnya melalui darat sekitar dua jam dari kota San Fransisco. Nama
kota ini mungkin masih asing bagi sebagian besar warga Indonesia.
Bahkan penulis sendiri baru mengetahui kota tersebut karena program
Kuliah Kerja Luar Negeri dari Universitas Pertahanan di kampus Naval
Postgraduate School (NPS), universitas milik Angkatan Laut AS yang
kebetulan berada di kota tersebut selama dua minggu.
Selama
ini penulis lebih mengetahui kota Monterey yang terletak di negara
Meksiko ketimbang Monterey yang berada di California. Namun, hal ini
kemudian menjadi terasa wajar apabila ada kemiripan nama, hal ini
karena secara historis, California dulu merupakan wilayah dari
Meksiko
sebelum direbut oleh Amerika Serikat dalam Perang AS – Meksiko
tahun 1846 – 1848. Hal ini kemudian bisa terlihat dari banyaknya
peninggalan kolonial Spanyol seperti gereja Katholik tua di wilayah
Carmel, jumlah orang Meksiko di kota ini dan digunakannya bahasa
Spanyol sebagai bahasa kedua di kota ini.
Monterey
juga merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer di
negara bagian California. Mereka yang datang ke kota ini, tidak hanya
berasal dari Amerika Serikat saja, namun juga dari berbagai wilayah
Asia seperti Jepang dan Tiongkok. Jarak yang tidak jauh dari San
Fransisco juga membuat kota ini dimasukkan dalam paket wisata San
Fransisco. Menurut salah satu warga Indonesia yang kebetulan sedang
mengambil program master di NPS, puncak ramai arus wisatawan di
Monterey biasanya terjadi ketika musim dingin. Hal ini karena
biasanya di beberapa negara bagian di AS pada waktu tersebut sedang
dipenuhi salju, sedangkan negara bagian California ini tidak pernah
bersalju pada musim dingin. Sehingga, kota ini banyak dikunjungi oleh
warga AS yang ingin menghindari salju.
Akan
tetapi, walau tidak banyak diketahui oleh publik Indonesia, ternyata
di kota ini juga ada beberapa warga Indonesia, yang selain para
perwira TNI yang sedang menempuh pendidikan di kampus NPS, juga ada
beberapa pekerja Indonesia yang bekerja di restoran-restoran di
pinggiran pantai kota tersebut. Selain itu, kota ini juga memiliki
sebuah komunitas muslim di dalamnya. Komunitas muslim tersebut
terletak di jalan 405 Elm Ave, Seaside, Monterey dan tidak jauh dari
kampus NPS.
Muslim
Monterey
Di
Monterey, nama komunitas yang mewadahi umat Muslim disana adalah
Islamic Council of Monterey County, California atau ICCMCA. Komunitas
ini sudah berdiri sejak tahun 1965. Tujuan dibentuknya komunitas ini
adalah menjadikan ICCMCA sebagai komunitas Islam yang mampu
menyediakan lingkungan pendidikan, sosial dan spiritual bagi umat
Islam dengan tugas khusus menyiapkan pemuda muslim di kota Monterey
dalam menghadapi tantangan di bidang pendidikan dengan tetap menjaga
komitmen mereka terhadap nilai dan ideologi Islam.
Masjid
yang juga menjadi tempat ICCMCA sendiri juga unik. Hal ini karena
masjid ini dahulunya adalah sebuah gereja komunitas Samoa di
Monterey, yang kemudian dibeli oleh komunitas Muslim di sana untuk
dijadikan masjid melalui donasi warga. Masjid ini rutin menggelar
shalat lima waktu tiap harinya serta kegiatan rutin mingguan
diantaranya pembelajaran tajwid pada ahri sabtu antara maghrib dan
isya, kajian hadis pada hari Rabu bakda Isya serta kelas penerjemahan
Al-Quran pada hari Ahad bakda Isya.
Masjid
tersebut memang berbeda dengan kebanyakan masjid di tempat lainnya.
Selain karena dulunya adalah sebuah gereja sehingga bentuknya lebih
menyerupai gereja ketimbang Masjid, Masjid ini juga hanya memiliki
speaker yang hanya bisa didengarkan di dalam masjid, tanpa bisa
didengarkan di luar masjid. Selain itu, khutbah Jumat yang
disampaikan di masjid ini juga disampaikan dua kali dengan
menggunakan dua bahasa yaitu Arab dan Inggris. Hal ini berbeda dengan
di Indonesia, dimana khutbah Jumat biasanya disampaikan dengan bahasa
utama Indonesia saja.
Masjid
ini juga dilengkapi sistem pengamanan modern dan biasanya setelah
pelaksanaan salat berjamaah lima waktu, masjid ini akan dikunci oleh
imam dengan sistem kode. Akan tetapi, apabila jamaah di masjid
tersebut terlambat mengikuti salat berjamaah tetap dapat memasuki
masjid tersebut karena biasanya mereka mengetahui kata sandi di
sistem pengamanan masjid tersebut. Masjid ini juga biasanya menjamu
umat muslim di sana setelah salat Jumat dengan menyediakan roti yang
dapat diambil oleh jemaat dengan gratis.
Mengenai
situasi umat Islam di Monterey, Imam Abdellah Khidar, salah satu imam
di masjid tersebut berpendapat bahwa demografi umat Islam di kota
Monterey cukup beragam. Mereka berasal dari berbagai negara seperti
Suriah, Pakistan, India, Maroko, Iraq, Indonesia, dan dari Amerika
sendiri. Namun, saat ini memang paling banyak berasal dari Pakistan.
Situasi
pasca serangan 9/11 memang banyak mengubah pandangan warga Amerika
Serikat terhadap umat Islam. Banyak umat Islam yang mendapatkan
perlakuan diskriminatif dan masjid yang diserang pasca peristiwa
tersebut. Namun, imam Khidar mengungkapkan bahwa sejauh ini, ia belum
menemukan perlakuan diskriminatif terhadap umat Islam di Monterey.
Bahkan ia menyebut warga Monterey sebagai komunitas yang luar biasa.
Khidar juga menambahkan bahwa cukup banyak warga Monterey yang
mendatanginya untuk sekedar bertanya tentang Islam, terutama ketika
bulan suci Ramadhan.
Akan
tetapi, menurut Laode Dedi, warga Indonesia asal Pondok Gede yang
sedang bekerja di sana, perlakuan diskrimiantif tersebut terkadang
masih ada. Seperti nama orang Islam yang selalu dikaitkan dengan
terorisme serta peran dari media baik nasional maupun lokal yang
terkadang menyudutkan. Namun, Laode menambahkan, sebagian besar
masyarakat Monterey untungnya bersikap jeli dan selektif menerima
informasi, sehingga hal tersebut justru memancing banyak warga di
Monterey untuk membeli buku-buku mengenai Islam melalui toko online
Amazon. Kabarnya Al-Quran menjadi buku best seller di kota tersebut
pasca peristiwa 9/11 itu. Hal ini bahkan terkadang membuat beberapa
dari mereka justru menjadi memeluk agama Islam.
Pendatang
Menurut
beberapa mahasiswa NPS asal Indonesia yang beragama Islam, sejauh ini
mereka juga belum pernah menemui masalah serius mengenai keyakinan
mereka selama di Monterey. Hubungan antara umat Islam di kota
tersebut dengan umat beragama lain berjalan lancar dan baik-baik saja
Bahkan, warga disana juga terlihat menghargai setiap umat beragama
yang ada di kota Monterey. Hal ini juga bisa dilihat dengan adanya
bangunan musalla di kampus NPS yang terletak di belakang kapel.
Kendati musalla tersebut masih terdapat banyak kekurangan seperti
letaknya yang terpencil, tidak ada petunjuk serta kran kamar mandi
yang kadang tidak berjalan dengan baik.
Peristiwa
9/11 memang menjadi berkah dibalik musibah bagi umat Islam di Amerika
Serikat, hal ini bisa dilihat dari perkembangan pesat umat Muslim di
negara tersebut yang justru meningkat. Akan tetapi, hal ini ternyata
tidak berlaku di Monterey, yang menurut Laode kembali, perkembangan
umat Islam di kota tersebut tidaklah terlalu pesat. Menurut
pengetahuannya dari catatan di komunitas tersebut, dalam lima tahun
belakangan, jumlah umat Muslim di kota tersebut hanya bertambah
sedikit dan peningkatannya tidak signifikan. Kebanyakan jumlah umat
muslim tersebut bertambah karena adanya mahasiswa internasional yang
bersekolah di NPS dan DLI (Defense Language Institute) serta situasi
pasca 9/11 yang membuat orang tersebut kemudian tertarik mempelajari
Islam dan kemudian menjadi pemeluk agama Islam.
Kondisi
kerukunan beragama di kota Monterey dapat menjadi gambaran bagi umat
Muslim di Indonesia untuk juga bisa menghargai warga minoritas,
layaknya Muslim sebagai minoritas diperlakukan di kota Monterey.
(Kharizma Ahmada dari Monterey, California, USA)