Syaikh Sudais Pimpin Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Add caption

Mekah (KWNews). Kelembagaan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi (Haramain) akan dimpimpin oleh ulama populer Syaikh Abdul Rahman Al-Sudais, menggantikan Sheikh Saleh Al-Hosain yang mengundurkan diri karena usia uzur dan sakit. Dewan Kerajaan mengumumkan kemarin, seperti dikutip harian Arab News hari Rabu, 8 Mei hari ini.

"Kami telah menerima permintaan Sheikh Saleh Al-Hosain dibebaskan dari posisinya sebagai kepala Kepresidenan Dua Masjid Suci karena alasan kesehatan dan ditunjuk Syekh Abdul Rahman Al-Sudais di tempatnya," bunyi dekrit Kerajaan Arab Saudi. Jabatan itu setara dengan menteri.

Nama Sudais sangat dikenal di dunia Islam karena suara khasnya. Ia lahir di Riyadh tahun 1382H. Al-Sudais menghafalkan Al-Quran ketika berumur 12 tahun di bawah pengawasan Syaikh Abdul Rahman Al-Firyan. Ia lulus dari Fakultas Syariah di Riyadh pada 1403H.

Sheikh Saleh Al-Nasser, Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh (mufti sekarang), Sheikh Saleh Al-Atram, Sheikh Abdullah Al-Jibrin dan Sheikh Abdul Aziz Al-Dawood adalah nama-nama yang pernah mengajar Sudais. Dia juga sangat dekat dengan mantan Mufti Sheikh Abdul Aziz Binbaz.

Pada tahun 1404H, Sudais diangkat sebagai imam dan khatib di Masjidil Haram. Dalam 1408H ia menerima gelar master dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh. Dia bekerja sebagai dosen di fakultas Syariah pada Universitas Umm Al-Qura Mekah yang memberinya gelar doktor pada tahun 1416H.

Sudais banyak menyampaikan ceramah dalam berbagai hal bahkan hingga ke luar Arab Saudi. Selama dua tahun terakhir ia mengunjungi India, Pakistan, Malaysia dan Inggris. Dia telah menerbitkan beberapa makalah penelitian tentang berbagai topik termasuk pesan untuk wanita Muslim.

Tahun lalu, Al-Sudais mengunjungi Institut Studi Islam di Malaysia dan ia memberi ceramah tentang peradaban Islam di latar belakang tantangan modern. Dia mengatakan Islam menghadapi tantangan dari dalam dan luar komunitas Muslim.

Ia juga pernah kesandung menyampaikan pernyataan kurang pas terhadap salah seorang sahabat Rasulullah sehingga diprotes oleh ulama lainnya. (MH)