Tantangan Pendidikan Kita: Murid Kelas Lima SD Belum Bisa Baca

Jakarta (KW). Pulau Bawean kembali menjadi sorotan. Selain masalah fasilitas kesehatan yang tidak memenuhi standart kelayakan, dunia pendidi...

Jakarta (KW). Pulau Bawean kembali menjadi sorotan. Selain masalah fasilitas kesehatan yang tidak memenuhi standart kelayakan, dunia pendidikan di kawasan terpencil ini juga menjadi bahan pembicaraan. Itu setelah Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim mendapat laporan dari LSM Indonesia Mengajar yang melakukan kegiatan sosial di kawasan tersebut.

Mohammad Qosim mengaku heran, karena siswa kelas V SD di pulau Bawean itu masih belum bisa baca-tulis dengan lancar. Bahkan ada siswa yang dinyatakan tidak bisa baca tulis sama sekali. Makanya, dia meminta agar anggota dewan lebih peduli pada dunia pendidikan di Gresik. ‘’Terutama di Pulau Bawean itu,’’ pinta dia pada anggota dewan yang berkunjung ke ruang kerja Wabup di kantor Pemda, kemarin (24/10).
Mohammad Qosim menjelaskan bahwa berdasarkan laporan enam orang anggota Indonesia Mengajar, yang melakukan kegiatan sosial di Pulau Bawean, menemukan banyak persoalan terkait dengan pendidikan di Bawean itu. Menurut dia, ada sebuah SDN di Kecamatan Tambak. Letaknya jauh di atas gunung. Para siswanya dikatakan tertinggal jauh dengan sekolah lainnya.
Sekolah tersebut mempunyi siswa 40 orang. Khusus untuk siswa kelas 5, hingga saat ini masih belum lancar baca tulis. Bahkan banyak di antara mereka yang tidak bisa baca tulis sama sekali. Padahal, mereka sudah kelas 5 SD.
“Saya memang mendapatkan laporan dari aktivis Indonesia Mengajar yang sudah beberapa hari ini melakukan kegiatan sosial di sana. Mereka melakukan proses belajar mengajar pada anak-anak SD di Bawean. Kemarin, saya mendapat laporan dari salah satu penanggungjawab tim, bahwa mereka menemukan sebuah sekolah, yang banyak siswanya tidak lancar baca tulis. Bahkan ada di antara siswa yang sudah kelas 5 SD ini, tidak bisa baca tulis sama sekali,“ ungkapnya.
Untuk itu, dia berjanji akan mengecek kebenaran dari laporan tersebut. Sebagai langkah awal, Wabup akan memanggil Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Gresik. Dia akan mempertanyakan pendistribusian guru di Pulau Bawean, terutama di daerah-daerah terpencil.
“Hal ini tidak bisa dibiarkan. Ini sudah menjadi sebuah kesenjangan sosial namanya. Semua sekolah di Kabupaten Gresik ini, harus mendapatkan standart pendidikan yang sama, baik di kota maupun di daerah terpencil sekalipun. Ini harusnya menjadi tugas dan tanggungjawab Kepala Dinas Pendidikan. Karena itu, harus segera mengambil tindakan,“ paparnya serius.
Sementara itu, salah satu anggota dewan yang ikut dalam rombongan, ketika mendatangi ruang kerja Wakil Bupati Gresik ini mengatakan bahwa laporan yang sampai pada Wabup Mohammad Qosim ini juga menjadi perhatian serius anggota dewan asal Pulau Bawean. “Memang ini harus menjadi tanggungjawab anggota dewan,terutama yang membidangi masalah pendidikan. Jangan sampai setelah menjadi anggota dewan, dapilnya yang notabene masih membutuhkan perhatiannya itu, ditinggalkan begitu saja, “ ungkap salah satu anggota dewan ini.
Menyikapi temuan Wakil Bupati ini, Chumaidi Ma’un, Ketua Komisi D yang membidangi masalah pendidikan di Kabupaten Gresik ini berjanji akan segera mengecek kebenaran berita itu. Sebab, hingga saat ini Komisi D dikatakan masih belum menerima laporan seperti itu. (Media Bawean).

Baca Juga:

Serba Serbi 7990460914883761041

Posting Komentar

emo-but-icon

Video Berita Haji

Populer

Terbaru

Iklan

item