Tausiyah PBNU Pada Pemilihan Presiden
TAUSHIYAH ‘AMMAH PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA بسم الله الرحمن الرحيم Alhamdulillah , berkat taufiq , hidayah , i’anah dan ...

http://www.keretawaktu.com/2014/05/tausiyah-pbnu-pada-pemilihan-presiden.html
TAUSHIYAH ‘AMMAH
PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA
بسم
الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah, berkat taufiq, hidayah, i’anahdan ‘inayah-Nya,
bangsa Indonesia telah selesai melaksanakan agenda kenegaraan yang sangat
penting, yakni Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif pada tanggal 9 April 2014.'
Kendati di sana-sini masih terdapat
berbagai kekurangan dan kelemahan yang perlu dibenahi di masa-masa mendatang,
namun secara umum Pemilu telah berlangsung dengan aman dan damai.
Tiga bulan setelah selesainya Pemilu
Legislatif, tepatnya pada tanggal 9 Juli 2014 bertepatan dengan bulan Ramadlan
1435 H, bangsa Indonesia kembali menyelenggarakan agenda kenegaraan yang tak
kalah pentingnya, yakni Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia (Pilpres).
Agar
supaya Pilpres berlangsung dengan aman dan lancar serta menghasilkan pemimpin
yang terbaik bagi bangsa, negara dan agama, maka Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
menganggap perlu untuk menyampaikan taushiyah berikut ini:
1. Keikutsertaan secara aktif warga negara
dalam pilpres merupakan perwujudan dari rasa tanggung jawab akan kelangsungan
hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sudah menjadi kesepakatan kita
bersama untuk menjaganya.
2. Bahwa partisipasi dalam pilpres dapat
dianggap sebagai bentuk ibadah, selama hal itu dilakukan dengan cara-cara yang
baik dan benar, yang mengindahkan nilai-nilai agama dan moral. Sebaliknya,
manakala partisipasi itu dilakukan dengan menghalalkan segala cara (al-ghayah
tubarrir al-wasilah), maka hal itu merupakan bentuk kedurhakaan (maksiat)
kepada Allah swt dan pengkhianatan terhadap bangsa dan negara.
3. Bahwa money politics yang
terbukti telah terjadi dalam pemilu legislatif yang lalu, baik yang melibatkan
para calon anggota legislatif (caleg), tim sukses dan masyarakat pemegang hak
pilih maupun aparat penyelenggara pemilu, tidak boleh berulang kembali pada
pilpres yang akan datang. Money politics adalah bentuk suap (risywah).
Ia merupakan risywah siyasiyyah (suap yang berdimensi
politik), sehingga baginya berlaku sabda Nabi saw:
الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي فِي النَّارِ - رواه الطبراني
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ وَالرَّائِشَ يَعْنِي: الَّذِي يَمْشِي بَيْنَهُمَا - رواه أحمد
ثَلاَثَةٌ لاَ يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ القِيَامَةِ، وَلاَ يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ،... وَرَجُلٌ بَايَعَ إِمَامًا لاَ يُبَايِعُهُ إِلَّا لِدُنْيَا، فَإِنْ أَعْطَاهُ مِنْهَا رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطِهِ مِنْهَا سَخِطَ - رواه البخاري
“Penyogok dan yang disogok sama-sama masuk neraka.”
(Hadis Riwayat Imam Thabrani)
“Allah melaknat
penyogok dan yang disogok serta orang yang menghubungkan keduanya.” Hadis
riwayat Imam Ahmad.
“Ada tiga orang yang
tidak mendapat perhatian Allah pada hari kiamat dan baginya siksaan yang pedih,…….(salah
satunya adalah) laki-laki yang membaiat (memilih) seorang pemimpin karena harta
(dunia). Jika ia menerima maka ia suka (memilihnya) dan jika tidak diberi ia
marah (tidak memilihnya).” Hadia riwayat Imam Bukhari.
4. Mengimbau kepada warga NU khususnya dan
masyarakat serta bangsa Indonesia pada umumnya, untuk melakukan istighatsah,
memohon pertolongan Allah swt agar pilpres nanti dapat berlangsung dengan aman,
damai, dan lancar. Semoga Presiden dan Wakil Presiden yang terpilih nanti benar-benar
merupakan sosok pemimpin yang amanah, yang mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan. Pemimpin yang
memiliki kemampuan untuk membawa bangsa Indonesia menuju kehidupan yang adil,
makmur dan bermartabat.
5. Mengimbau
kepada warga NU khususnya dan segenap anak bangsa pada umumnya untuk menjaga
ikatan tali persaudaraan (ukhuwwah), kendati terjadi perbedaan pilihan
dan dukungan di antara mereka. Kita wajib bersama-sama menciptakan iklim dan
suasana damai, jauh dari hiruk pikuk provokasi dan agitasi yang mengancam
keutuhan bangsa dan negara.
Semoga
Allah SWT berkenan mengabulkan harapan kita dan memberikan yang terbaik bagi
bangsa dan negara. Amin ya Mujibas-sailin!
Wa akhiru da’wana ‘anil-hamdu
lillahi Rabbil-‘alamin, wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq.
Jakarta, 30 Jumadal-Akhirah 1435 H
30 April 2014 M
Dr. KH. A. Mustofa Bisri (Pj.
Rais Aam)
Dr. KH. A. Malik Madaniy, MA
(Katib Aam)
Dr. KH, Said Aqil Siroj, MA
(Ketua Umum)
Dr. H. Marsudi Syuhud
(Sekretaris Jenderal)