Tidak Semua Jemaah Haji Orang Kaya

Solo (KW-News) Sebagian besar masyarakat rata-rata beranggapan jika mereka yang dapat melaksanakan ibadah haji tentu tergolong orang kaya...


Solo (KW-News) Sebagian besar masyarakat rata-rata beranggapan jika mereka yang dapat melaksanakan ibadah haji tentu tergolong orang kaya dan berlebihan harta. Namun anggapan seperti itu tidak berlaku bagi pasangan suami isteri Madsukardi (80) dan Sartinah (70) asal Dusun Gunungbawang Desa Nusajati Sampang Kabupaten Cilacap. Calhaj yang tergabung kloter 45 setibanya di asrama haji Donohudan nampak begitu mesra meski sudah dikaruniai 5 anak 22 cucu dan 7 buyut.

Wajah pasutri yang sudah uzur dari pelosok pedesaan ini nampak sumringah lantaran keinginan untuk dapat melaksanakan ibadah haji yang sudah diidam-idamkan puluhan tahun akhirnya terwujud. Keinginan untuk menunaikan rukun Islam kelima ini, jika dilihat dari penghasilannya sebagai buruh tani sebenarnya sangat mustahil, karena hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Ketika keinginannya disampaikan kepada kelima anaknya, rupanya memperoleh respon yang positif. “Bapake donga bae, mbok menawa inyong sakpranak duwe rejeki muga-muga bisa urunan kanggo bayar mangkat kaji” (Bapak berdoa saja, siapa tahu putra-putranya mendapatkan rejeki semoga bisa patungan untuk membiayai berangkat haji) kata Madsukardi menirukan ungkapan anak-anaknya.

Sedemikian besar perhatian anak-anaknya untuk mewujudkan keinginan kedua orangtuanya, maka kelima anak-anaknya secara patungan menabung. Akhirnya setelah 17 tahun mereka secara rutin menabung, terkumpul uang dan cukup untuk membayar kedua orangtuanya . “Mboten naming kangge ongkos kaji, wong sedaya kebetahan liyane nggih dipun cekapi anak-anak kula”, katanya sambil menghitung uang real yang baru saja dibagikan Sabtu (15/10) oleh petugas PPIH.

Kondisi jamaah calon haji seperti Madsukardi sebenarnya cukup banyak yang berangkat haji berkat bantuan orang lain. Maka sudah sewajarnya jika beberapa kabupaten yang sudah mengalokasikan APBD untuk meringankan jamaah haji, seperti Kab Banyumas sebesar Rp. 300 juta, Brebes Rp. 206 juta. Sayangnya, hingga saat ini Pemkab Cilacap belum mengikuti jejak kabupaten terdekatnya.

Untungnya mereka memperoleh living cost tiap calhaj 1500 real yang cukup untuk biaya hidup selama di Tanah Suci, termasuk untuk membayar dam sekitar 350 real. Hingga kloter 42, PPIH Embarkasi Solo telah membagikan living cost kepada 15.605 calhaj sebanyak 23.407.500 real. Dana tersebut belum termasuk insentif kepada ketua regu masing-masing sebesar 200 real dan ketua rombongan 300 real. (Badrussalam/Humas PPIH Solo)

Baca Juga:

Serba Serbi 6216185554258562363

Posting Komentar

emo-but-icon

Video Berita Haji

Populer

Terbaru

Iklan

item